Pilihan karir dan pekerjaan umumnya lebih didasarkan pada minat dan bakat seseorang, meski kadang-kadang juga ditentukan oleh latar belakang pendidikannya. Khusus pada perempuan, hormon seks ikut mempengaruhi pilihan tersebut.
Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Hormone and Behavior mengungkap, kondisi bawaan pada sistem reproduksi perempuan turut mempengaruhi pilihan karirnya. Kondisi yang dimaksud adalah komposisi hormon, yang menentukan hormon apa yang lebih dominan.
Para perempuan dengan kondisi hormonal yang disebut Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) mengalami gangguan pada aktivitas enzym 21-hydroxylase. Gangguan ini memacu aktivitas pada kelenjar adrenal, sehingga produksi hormon androgen yang biasanya lebih dominan pada pria jadi berlimpah.
Meski secara fisik tetap tampil sebagai feminin, beberapa sifat perempuan dengan gangguan CAH jadi cenderung menyerupai laki-laki. Salah satu sifat yang dipengaruhi adalah minat dalam memilih jenis karir atau pekerjaan yang ingin ditekuninya.
Dalam survei yang dilakukan terhadap sejumlah responden, para responden perempuan yang secara klinis didiagnosis CAH cenderung memilih jenis pekerjaan yang berbeda dari perempuan pada umumnya. Pilihan pekerjaannya lebih mirip pilihan para responden laki-laki.
Pekerjaan yang lebih banyak dipilih laki-laki maupun perempuan dengan CAH adalah pekerjaan yang dikatakan berorientasi pada benda (things oriented) misalnya bidang ilmu pengetahuan, teknologi, mekanika dan matematika. Sementara pada perempuan normal, jenis pekerjaan yang dipilih umumnya berorientasi pada orang (people oriented) seperti guru dan seniman.
"Temuan kami menunjukkan bukti yang sangat kuat bahwa hormon seks khususnya androgen mempengaruhi minat para perempuan dalam memilih pekerjaan," ungkap Adriene M Beltz, psikolog yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Sciencedaily, Senin (12/8/2011).
sumber